myspace backgrounds images

Minggu, 21 November 2010

Tulisan Etika Bisnis Softskill

Etika Bisnis, Membangun Kepedulian dalam Lingkungan Perusahaan dan Masyarakat

Saat ini, mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan? Perusahaan juga sebuah organisasi yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri.

Namun apakah etika itu sendiri dapat teraplikasi dan dirasakan oleh pihak-pihak yang wajib mendapatkannya? Pada prakteknya banyak perusahaan yang mengesampingkan etika demi tercapainya keuntungan yang berlipat ganda. Lebih mengedepankan kepentingan-kepentingan tertentu, sehingga menggeser prioritas perusahaan dalam membangun kepedulian di masyarakat. Kecenderungan itu memunculkan manipulasi dan penyelewengan untuk lebih mengarah pada tercapainya kepentingan perusahaan. Praktek penyimpangan ini terjadi tidak hanya di perusahaan di Indonesia, namun terjadi pula kasus-kasus penting di luar negeri.

Contoh kasus:

di dalam negeri, kita diingatkan oleh Freeport dengan perusakan lingkungan. Masyarakat dengan mata kepala sendiri menyaksikan tanah airnya dikeruk habis. Sehingga dampak dari hadirnya Freeport mendekatkan masyarakat dari keterbelakangan. Kalaupun masyarakat menerima ganti rugi, itu hanyalah peredam sesaat, karena yang terjadi justru masyarakat tidak banyak belajar dari usahanya sendiri. Masyarakat terlena dengan ganti rugi tiap tahunnya, padahal dampak jangka panjangnya sungguh luar biasa. Masyarakat akan semakin terpuruk dari segi mental dan kebudayaannya akan terkikis. Juga dalam beberapa tahun ini, tentunya kita masih disegarkan oleh kasus lumpur Lapindo. Kita tahu berapa hektar tanah yang terendam lumpur, sehingga membuat masyarakat harus meninggalkan rumahnya. Mungkin bisa jadi ada unsur kesengajaan di dalamnya. Demi peningkatan profit yang tinggi, ada hal yang perlu dikorbankan, tentunya tidak lain masyarakat itu sendiri. Kita juga masih ingat akan kasus Teluk Buyat yang menyebabkan tercemarnya lingkungan tersebut. Yang cukup menghebohkan mungkin kasus Marsinah, seorang buruh yang memperjuangkan hak-haknya, tetapi mengalami peristiwa tragis yang membuat nyawanya melayang.

Semua itu terjadi karena tidak diterapkannya etika dalam berbisnis. Di dalam etika itu sendiri terkandung penghargaan, penghormatan, tanggungjawab moral dan sosial terhadap manusia dan alam. Kalau kita melihat lebih jauh tentunya ada dua kepentingan, baik dari perusahaan dan masyarakat yang perlu diselaraskan. Di dalamnya terkandung juga hak dan kewajiban yang harus terpenuhi. Coba mari kita renungkan bersama, bukankah tidak diterapkannya etika dalam berbisnis justru akan menjadi bumerang bagi perusahaan tersebut? Mungkin akan banyak biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan kasus serta citra perusahaan di masyarakat luas semakin miring. Hal ini justru akan sangat merugikan perusahaan itu sendiri.

Belum lagi kasus yang terjadi di luar negeri. Sebagai contoh adalah kasus asuransi Prudential di Amerika. Belum lagi skandal Enron ,Tycon, Worldcom dsb. Banyaknya kasus yang terjadi membuat masyarakat berpikir dan mulai menerapkan etika dalam berbisnis. Apalagi sekarang masyarakat mulai membicarakan CSR (Corporate Social Responsibility). Apa itu? Dalam artikel yang ditulis oleh Chairil Siregar disebutkan CSR merupakan program yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan undang-undang pasal 74 Perseroan Terbatas. Tentunya dengan adanya undang-undang ini, industri maupun korporasi wajib melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan beban yang memberatkan. Salah satu contoh yaitu komitmen Goodyear dalam membangun masyarakat madani, ekonomi, pendidikan, kesehatan jasmani, juga kesehatan sosial. Kepedulian ini sebagai wujud nyata peran serta perusahaan di tengah masyarakat. Perlu diingat pembangunan suatu negara bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan industri saja tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kualitas hidup masyarakat.

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=14239

Tugas Etika Bisnis Softskill ( Tanggung jawab perusahaan (CSR) )

Nama : Dian Sari Rizki Prassisca

Kelas : 4EA03

NPM : 10207323


Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy).

Ada berbagai penafsiran tentang CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah yang sifatnya melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang diharuskan peraturan dan melebihi sekedar public relations.Hasil Survey “The Millenium Poll on CSR” (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40% citra perusahaan & brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin “menghukum” (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.CSR yang baik (good CSR) memadukan empat prinsip good corporate governance, yakni fairness, transparency, accountability, dan responsibility, secara harmonis. Ada perbedaan mendasar di antara keempat prinsip tersebut (Supomo, 2004). Tiga prinsip pertama cenderung bersifat shareholders-driven karena lebih memerhatikan kepentingan pemegang saham perusahaan. Sebagai contoh, fairness bisa berupa perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas; transparency menunjuk pada penyajian laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu; sedangkan accountability diwujudkan dalam bentuk fungsi dan kewenangan RUPS, komisaris, dan direksi yang harus dipertanggung jawabkan.

Sementara itu, prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders-driven karena lebih mengutamakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders perusahaan bisa mencakup karyawan beserta keluarganya, pelanggan, pemasok, komunitas setempat, dan masyarakat luas, termasuk pemerintah selaku regulator. Di sini, perusahaan bukan saja dituntut mampu menciptakan nilai tambah (value added) produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, melainkan pula harus sanggup memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya itu (Supomo, 2004). Namun demikian, prinsip good corporate governance jangan diartikan secara sempit. Artinya, tidak sekadar mengedepankan kredo beneficience (do good principle), melainkan pula nonmaleficience (do no-harm principle) (Nugroho, 2006). Perusahaan yang hanya mengedepankan benificience cenderung merasa telah melakukan CSR dengan baik. Misalnya, karena telah memberikan beasiswa atau sunatan massal gratis. Padahal, tanpa sadar dan pada saat yang sama, perusahaan tersebut telah membuat masyarakat semakin bodoh dan berperilaku konsumtif, umpamanya, dengan iklan dan produknya yang melanggar nonmaleficience.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggung jawab sosial perusahaan sangat erat kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah memang perusahaan punya tanggung jawab moral dan sosial ?
• Kalau ada, manakah lingkup tanggung jawab itu ?
• Apakah, terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan itu, perusahaan perlu terlibat dalam kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat atau tidak ?
• Bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan itu dapat dioperasionalkan dalam suatu perusahaan ?
1. Syarat bagi Tanggung Jawab Moral
• Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional
• Bebas dari tekanan, ancaman, paksaan atau apapun namanya
• Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu
2. Status Perusahaan
Terdapat dua pandangan (Richard T. De George, Business Ethics, hlm.153), yaitu:
• Legal-creator, perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan hukum
• Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif
3. Lingkup Tanggung jawab Sosial
• Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas
• Keuntungan ekonomis
4. Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Tujuan utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
• Tujuan yang terbagi-bagi dan Harapan yang membingungkan
• Biaya Keterlibatan Sosial
• Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
5. Argumen yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
• Terbatasnya Sumber Daya Alam
• Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
• Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
• Bisnis Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
• Keuntungan Jangka Panjang
6. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Prinsip utama dalam suatu organisasi profesional, termasuk perusahaan, adalah bahwa struktur mengikuti strategi
• Artinya, struktur suatu organisasi didasarkan ditentukan oleh strategi dari organisasi atau perusahaan itu
• Strategi yang diwujudkan melalui struktur organisasi demi mencapai tujuan dan misi perusahaan perlu dievaluasi secara periodik, salah satu bentuk evaluasi yang mencakup nilai-nilai dan tanggung jawab sosial perusahaan adalah Audit Sosial.

Minggu, 31 Oktober 2010

BERBISNIS DENGAN ETIKA

ETIKA BISNIS DIPASAR TRADISIONAL

oleh MUSTAFA KAMAL ROKAN

Suatu hari saya berkeinginan membeli sepatu di pasar “emperan sepatu” yang berada di pinggir jalan raya. Saat ini, untuk membeli sepatu mudah sekali, sebab penjual sepatu yang terletak jalan utama di Medan “berjejeran” sepatu dengan segala merek dan jenisnya.


Dengan memilah dan memilih sepatu yang beragam itu, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada merek tertentu. Seperti pembeli lainnya, kalimat pertama yang terlontar dari mulut saya adalah “kalau yang ini berapa? Seketika saja penjual menyebutkan harga sepatu yang saya pilih itu,“ yang ini harganya Rp. 125.000 rupiah”, namun diiringi kalimat “tapi bisa kurang kok pak”.

Tak ayal lagi, sayapun berfikir keras untuk menebak dan menawar dengan harga yang pas sekaligus wajar. Harga yang pas dan wajar adalah harga yang jangan “kena tipu sekali” sehingga rugi, dan juga “tidak kerendahan sekali” sehingga menjadi malu.

Saya pun bingung, sebab tak terbiasa berbelanja di tempat itu. Akhirnya, saya mengajak penjual sepatu itu untuk menyebutkan berapa harga pokok sepatu itu, dan berapa ia mengambil untung. Dengan serta merta, si penjual mengatakan “wah mana bisa, sekarang sulit orang percaya dengan sistem seperti itu”.

Penulis coba meyakinkan si penjual, “bilang saja berapa harga sebenarnya dan mengambil untung berapa, pasti saya bayar, yang penting jujur”. Karena si penjual berpakaian jilbab, saya sampaikan “begitulah Rasulullah berdagang dahulu.” Akhirnya, dengan setengah berbisik (karena takut terdengar pemilik toko dan pembeli lainnya) si penjual pun menyebutkan angka tertentu dan saya pun membayar sepatu itu.

Kondisi “tawar menawar” seperti ini adalah hal yang hampir umum terjadi di pasar terutama pada pasar tradisional. Kondisi seperti ini jelas tak mengenakkan, baik bagi si penjual dan juga si pembeli. Mengapa? Bagi si penjual, ia akan berusaha mengelabui si pembeli dan tak jarang harus membumbui kata pemanis yang penuh kebohongan dalam rangka meyakinkan si pembeli.

Sering kali harga satu jenis barang dinaikkan dengan berkali lipat, sehingga sulit menebak berapa harga aslinya. Sedangkan bagi si pembeli selalu merasa tidak nyaman, jika ia tidak mengetahui harga pasar sebuah barang maka ia akan menawar dan membeli barang dengan sangat mahal, tak jarang hingga tiga atau empat kali lipat dari harga pokok. Intinya harus pandai-pandai menawar yang diselingi dengan saling curiga.

Fenomena ini juga menimbulkan berbagai intrik baik dari si penjual maupun pembeli. Bagi si penjual, bahasa yang digunakan selalu meyakinkan yang kadang dibumbui

dengan kebohongan, misalnya “harga pokokpun belum kembali”, “wah, itu jauh dari harga” dan seterusnya, yang kesemuanya dalam rangka meyakinkan si pembeli. Sedangkan bagi si pembeli, bahasa yang muncul terkadang merayu atau juga memaksa “ngemop” dan tak jarang dengan “pura-pura pergi”, jika si penjual memanggilnya lagi maka berarti harga masih bisa ditawar, jika tidak, berarti memang benar harga barang tersebut demikian, sehingga tidak dapat ditawar lagi.

sumber :http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=71337:etika-bisnis-di-pasar-tradisional&catid=33:artikel-jumat&Itemid=98

MELANGGAR ETIKA BISNIS

ETIKA BISNIS

(contoh kasus :Axis Bantah Langgar Etika Bisnis BlackBerry )

Natrindo Telepon Seluler membantah semua tudingan yang dialamatkan kepadanya tentang pelanggaran etika bisnis dalam hal menyediakan smartphone BlackBerry Axis dalam kondisi unlocked.

"Kebijaksanaan yang diambil Axis sama sekali tidak melanggar ketentuan dan etika bisnis," sergah Head of Corporate Communication Axis, Anita Avianty, kepada detikINET, Kamis (2/7/2009).

Menurutnya, Research In Motion (RIM) selaku produsen prinsipal dari ponsel cerdas tersebut memberikan keleluasaan kepada carrier atau mitra operatornya untuk memilih kondisi smartphone BlackBerry yang mereka inginkan. Baik itu terkunci secara ekslusif untuk layanan satu operator saja (locked) maupun terbuka untuk semua (unlocked).

"Jadi, keputusan untuk locked atau unlocked smartphone BlackBerry lebih didasarkan pada pertimbangan bisnis masing-masing carrier," jelas Anita lebih lanjut.

Sebelumnya, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) sempat mengkritisi kebijakan yang diambil RIM kepada Axis mengenai penyediaan BlackBerry unlock.

Menurut Direktur Kebijakan dan Perlindungan Konsumen LPPMI Kamilov Sagala, kebijakan tersebut melanggar etika bisnis jika tidak equal treatment untuk semua mitra operator. Axis pun keberatan karena pihaknya termasuk yang disebutkan melanggar etika bisnis tersebut.

"Sebagai salah satu operator 3G dan GSM yang beroperasi di Indonesia, Axis selalu menjunjung tinggi etika bisnis serta memenuhi ketentuan yang diatur di dalam peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia," tandas juru bicara operator yang hampir seluruh sahamnya dikuasai asing ini.

sumber : http://www.detikinet.com/read/2009/07/02/115753/1157770/328/axis-bantah-langgar-etika-bisnis-blackberry

Minggu, 17 Oktober 2010

ETIKA BISNIS

Nama : Dian Sari Rizki Prassisca
Kelas : 4EA03
NPM : 10207323



APA ITU ETIKA BISNIS ??

Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu Etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.

Etika merupakan filsafat / pemikiran kritis dan rasional mengenal nilai dan norma moral yg menentukan dan terwujud dalam sikap dan pada perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.(sebuah ilmu : pengejawantahan secara kritis ajaran moral yang dipakai).

Minggu, 03 Oktober 2010

Riset Pemasaran


NAMA : Dian Sari Rizki Prassisca
KELAS : 4EA03
NPM : 10207323



Tugas Riset Pemasaran (Review Jurnal)


1. Tema/Topik : Pengaruh Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk

2. Judul, Pengarang, & Tahun

1. Judul : Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Diferensiasi
Produk Sim Card XL Di Wilayah Kartasura

Nama : Ristanto, Sugeng

Tahun : 2010

2. Judul : Persepsi Konsumen Terhadap Pajak Penjualan Barang Mewah
(PPnBM) Pada Barang Elektronika di Kota Malang

Nama : Adriani dalam Brotodihardjo

Tahun : 1985

2. Judul : Persepsi Konsumen Terhadap Selebrity Endoser Dalam Mengiklankan
Produk Kecantikan

Nama : Rinaldi Bursan, S.E., M.Si

Tahun : 2009


3. Latar Belakang & Masalah

Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan. Perubahan ini menyebabkan perusahaan saling bersaing untuk menerapkan berbagai macam produk atau jasa agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dan optimal. Hal ini dapat berjalan apabila para manajer produksi dan operasi pada perusahaan itu mengoptimalkan produk yang ingin dipasarkan dengan lebih baik. Dikarenakan yang semakin menggila akan produk yang dihasilkan. Dan untuk meningkatkan mutu/kualitas produk, perusahaan harus melakukan pengembangan sistem secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin bertambah. Dan untuk melakukan pengembangan sistem ini, perusahaan untuk membuat perancanaan dan rancangan yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem produk tersebut supaya dapat menghasilkan keuntungan yang positif bagi perusahaan, karena kemajuan dan perkembangan ditentukan oleh proses perencanaan, pengaturan, pengkontrolan dan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan kerja dan penggunaan sumber daya agar tercapainya suatu hasil yang diinginkan.
Oriflame adalah perusahaan kosmetik alami yang didirikan sejak tahun 1967 di Negara Swedia. Namun berawal di Indonesia tahun 1986. Tujuan oriflamme bagi konsumen adalah membantu orang lain untuk tampil luar biasa, menghasilkan uang,raihlah kesuksesan bersama oriflame. “ Make Money Today and Fulfil Your Dreams Tomorrow “.
Produk yang kami tawarkan adalah berbagai macam produk kosmetik alami, Adapun keunggulan yang dimiliki oleh oriflamme adalah :
1. Menunjukkan katalog dan mengambil order dan hasilkan 30% keuntungan langsung .
2. Ajak orang lain bergabung dan hasilkan hingga 21% atas penjualan pribadi anda dan penjualan Consultant dalam grup anda. Kembangkan para Director anda dan anda akan mencapai titel director yang lebih tinggi. Anda juga akan menhasilkan uang jauh lebih banyak .
3. Program business class adalah promosi bulanan yang berkelanjutan bagi semua consultant. Dengan memenuhi kualifikasinya,anda mendapatkan iskon hingga 50% atas satu produk dibulan berikutnya. Di beberapa bulan, keuntungan khusus business class yang beragam akan ditambahkan pada program tersebut. Untuk memenuhi kualifikasinya, anda harus melakukan order pribadi 150 bp dalam satu bulan.
Berdasarkan semakin tingginya kebutuhan konsumen masyarakat terhadap alat perawatan pada tubuh manusia agar kebersihan selalu terjaga dan meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen maka penulis tertarik untuk meneliti “ Pengaruh Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk priflame ".
Berdasarkan dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, Apakah persepsi dan perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan memilih pada produk oriflamme ?


4. Metodelogi

a. Data atau Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan melibatkan 50 responden terpilih untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi dan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian pada produk oriflame.

b. Model
Gambar dan Produk

c. Tahapan


5. Hasil & Kesimpulan
Hasil & Kesimpulan Jurnal 1 : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap diferensiasi pada produk Sim card XL dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler).Penelitian ini tergolong tipe test marketing studies karena bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi konsumen SIM Card mengenai diferensiasi yang diterapkan oleh produk SIM Card XL. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau masyarakat yang yang pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL di wilayah Kartasura.
Dengan menggunakan tekhnik non probability sampling.

Hasil & Kesimpulan Jurnal 2 : Dibandingkan dengan dua pajak tersebut, PPN memiliki basis yang lebih luas karena tidak hanya meliputi produsen pabrikan, tetapi juga mencakup distributor, agen besar dan penjual eceran. Ketika ketentuan PPN diterapkan pada tahun 1985, maka penerimaan PPN langsung meningkat tajam. Tingginya penerimaan PPN disebabkan oleh dua faktor, yaitu adanya basis pajak yang lebih luas dan tambahan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang tarifnya 10% diatas tarif PPN. Selain hal tersebut diatas perilaku konsumen juga mengalami pergeseran yang sangat signifikan baik secara individu maupun lingkungan ataupun keterkaitan antara keduanya.


Hasil & Kesimpulan Jurnal 3 : Hampir semua produk kosmetika di Indonesia dipasarkan melalui promosi above the line berupa iklan baik di media cetak maupun media elektronik, ataupun melalui below the line dengan menjadi sponsor di
acara wanita, lomba kecantikan dan aktifitas wanita lainnya. Promosi ini dimaksudkan
untuk menjerat kesadaran konsumen agar merek yang dipromosikan dikenal oleh mereka. Berdasarkan hasil uji F dapat disimpulkan bahwa produk, distribusi, promosi dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil uji t menunjukkan bahwa produk, distribusi, promosi dan harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil & Kesimpulan peneliti : Secara keseluruhan harga, produk, promosi dan distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembeian.


6. Saran
Agar penjualan produk terus meningkat, perusahaan perlu memperbaiki cara kerja karyawan dan meningkatkan kapasitas produksi, diversivikasi produk dan kualitas produk agar konsumen tidak berpindah kepada perusahaan lain.


Rabu, 02 Juni 2010

RESENSI BUKU

Broker Asuransi, Menawarkan
Kemudahan bagi Tertanggung


Judul Buku : Asuransi

Penulis : Bernaridho I. Hutabarat
Penerbit : Andi, Yogyakarta
Cetakan I : 2004
Tebal : xv + 308 halaman

Oleh Paulus Bambangwirawan

JAKARTA - Kalau Anda hendak berasuransi, namun kebingungan mendapatkan produk dan perusahaan asuransi yang sesuai dengan profil risiko yang anda hadapi, tidak ada salahnya kalau anda menggunakan jasa broker asuransi. Jangan khawatir dengan broker yang satu ini, anda tidak akan dipungut biaya apapun alias gratis.
Belum banyak memang yang mengetahui profesi broker asuransi ini. Bahkan tak jarang banyak pula yang salah persepsi bahwa tertanggunglah yang harus membayar biaya broker. Atau kekhawatiran bahwa premi yang harus dibayar tertanggung nanti akan jauh lebih tinggi jika berasuransi lewat broker asuransi.
”Padahal masyarakat pengguna jasa asuransi tidak perlu memberikan fee (bayaran) kepada jasa broker asuransi,” ujar Ketua Umum Asosiasi Broker Asuransi dan Reasuransi Indonesia, Kapler Arifin Marpaung kepada SH, Minggu (12/1).
Broker asuransi bukan hanya menjadi penghubung antara tertanggung dengan perusahaan asuransi, tetapi sekaligus memberi jasa konsultasi bagi calon tertanggung. Sebab bisa saja calon tertanggung masih kebingungan memilih perusahaan asuransi yang tepat sesuai profil resikonya, apalagi industri asuransi kini makin kompetitif dengan jumlah perusahaan asuransi yang kian bertambah banyak.
”Broker asuransi inilah yang akan memilihkan perusahan asuransi yang aman bagi tertanggung. Tertanggung akan mendapatkan konsultasi perasuransian, produk asuransi yang kompetitif dan premi yang wajar,” kata Kapler Arifin.
Bukan hanya itu saja, broker asuransi jugalah yang akan mengurusi penyelesaian ganti rugi (klaim) apabila di kemudian hari terjadi klaim pembayaran ganti rugi. Jadi tertanggung tidak perlu repot mengurus sendiri. Lagi-lagi, mereka tidak akan memungut biaya sepeser pun kepada tertanggung. Jelas ini sangat membantu, karena acapkali tertanggung kesulitan mengurus klaim asuransi.
Lantas dari mana perusahaan broker asuransi mendapatkan bayaran?
Menurut Kapler, pendapatan broker berasal dari perusahaan asuransi yang telah dipilih tertanggung, tentu saja atas nasihat broker. Fungsi broker tak ubahnya sebagai tenaga pemasaran bagi perusahaan asuransi, sehingga komponen biaya pemasaran, survei dan administrasi yang terdapat dalam premi menjadi bagian broker.

TUGAS KELOMPOK



Penalaran Induktif
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

> Jenis-jenis penalaran induktif adalah :
Generalisasi
Generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
• Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

>Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi

Generalisasi sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah g
eneralisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

Kausalitas
Kausalitas merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Salah Nalar
Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, salah nalar bisa terjadi apabila pengambilan kesimpulan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid. Terdapat beberapa bentuk salah nalar yang sering kita jumpai, yaitu: menegaskan konsekuen, menyangkal antiseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebaban, serta pengambilan konklusi pasangan.
Sumber : http://utlia.wordpress.com/2010/02/26/penalaran-induktif/


Minggu, 16 Mei 2010

PENULISAN ILMIAH

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN JASA PERBANKAN PT.ASURANSI BUMI ASIH JAYA KANTOR CABANG JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dasawarsa terakhir ini telah mengakibatkan banyak sekali perubahan-perubahan dalam manajemen operasional untuk melakukan pengembangan kualitas produk dan jasa guna memenuhi kebutuhan konsumen . Perubahan ini menyebabkan perusahaan saling bersaing untuk menerapkan teknologi canggih dan tepat guna agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dan optimal. Hal ini dapat berjalan apabila para manajer produksi dan operasi pada perusahaan itu mengoptimalkan kinerja mereka pada perusahaan.dikarenakan kemajuan perekonomian yang semakin menggila akan produk yang dihasilkan, pada akhirnya hal itu mendorong pertumbuhan dibidang jasa.

Dan untuk meningkatkan mutu/kualitas produk, perusahaan harus melakukan pengembangan sistem secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin bertambah. Dan untuk melakukan pengembangan sistem ini, peran manajemen proyek sangat diperlukan untuk membuat perancanaan dan rancangan yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem tersebut supaya dapat menghasilkan keuntungan yang positif bagi perusahaan, karena kemajuan dan perkembangan ditentukan oleh proses perencanaan, pengaturan, pengkontrolan dan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan kerja dan penggunaan sumber daya agar tercapainya suatu hasil yang diinginkan.

Manajemen proyek merupakan suatu tatanan yang terdiri atas organisasi, teknologi, himpunan data dan sumber daya manusia yang mampu menghasilkan sesuatu yang baru untuk mendukung berbagai upaya dalam mewujudkan sasaran yang diinginkan perusahaan melalui suatu perencanaan proyek, yang meliputi biaya, sumber daya, waktu pelaksanaan, pengaturan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proyek tersebut. Manajemen proyek terdiri dari dua kata manajemen dan proyek, manajemen adalah proses perencanaan, pengaturan, pengkontrolan dan pengkoordinasian, sedangkan proyek dapat diasumsikan sebagai sesuatu yang besar untuk ditentukan bagaimana cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

PT. Asuransi Bumi Asih Jaya adalah perusahaan asuransi jiwa milik bangsa indonesia yang pertama dan tertua. PT. Asuransi Bumi Asih Jaya didirikan pada tanggal 12 Februari 1912, sejak awal pendirian Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yg unik, yakni bentuk badan usaha "mutual" atau " usaha bersama".

Produk yang kami tawarkan diantaranya tabungan, investasi berjangka, dana pendidikan dan kesehatan.
Adapun keunggulan Program Tabungan dan Investasi adalah :

1. Tingkat suku bunga tabungan dan investasi yang di asumsikan sangat tinggi yaitu 9% s/d 12% dengan 4,5% (berlaku untuk semua program tabungan dan investasi, serta Produk yang di tawarkan sebagian besar bukanlah produk dari UNIT LINK ( UNIT LINK : Resiko kerugian Investasi ditanggung oleh nasabah/pemegang Polis).
2. Menjamin Kepastian keamanan tabungan dan Investasi tanpa adanya batas minimal, dengan kata lain berapapun besaran uang yang di tabung dan di investasikan,
Bumi Asih Jaya 1912 menjamin penuh kepastian keamanan dan pengembaliannya.
3. Menjamin kepastian dana pendidikan putra-putri Bapak/Ibu secara bertahap (TK, SD, SMP, SMU DAN PERGURUAN TINGGI), bila mengambil dana pendidikan.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya dan hanya pada produk layanan jasa adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana mempengaruhi ketertarikan masyarakat terhadap PT. Asuransi Bumi Asih Jaya?
  2. Bagaimana manajemen PT. Asuransi Bumi Asih Jaya dalam menganalisis produk jasa tersebut?

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka permasalahan pokok yang dibahas dan dianalisis secara spesifik dalam Penulisan ilmiah ini adalah

“Bagaimana tingkat efisiensi dan efektifitas perencanaan produk, sehingga dapat menghasilkan benefit pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penyusunan Penulisan ilmiah ini adalah,

1. untuk merancang suatu manajemen (dalam hal produk jasa) yang ada pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya untuk menganalisis estimasi mengenai biaya serta waktu dan sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaannya.

2. untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas perencanaan produk jasa sehingga dapat menghasilkan benefit pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Penulis

Diharapkan penelitin ini berguna menambah wawasan dalam Mempelajari pemasaran yang berhubungan dengan perilaku dan Keinginan serta harapan pemakai asuransi secara khusus dan masyarakat dan perusahaan pada umumnya,yang melakukan kerjasama layanan asuransi dengan PT.Asuransi Bumi Asih Jaya Jakarta.

1.5.2 Bagi PT.Asuransi Bumi Asih Jaya Jakarta

Dari hasil penelitian diharapkan dapat membantu dalam langkah-langkah pengambilan kebijakan PT.Asuransi Bumi Asih Jaya khususnya pada pemakaian asuransi dalam upaya menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dengan sebaik-baiknya.Sehingga pelanggan yang ada dapat dipertahankan dan menarik simpatik pelanggan baru.

1.5.3 Bagi Masyarakat Ilmiah

Bagi masyarakat ilmiah hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi tentang ruang lingkup instalasi asuransi di PT.Asuransi Bumi Asih Jaya Jakarta,bagaimana system pelayanan yang diberikan serta tanggapan atau respons pelanggan dan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam menyelesaikan problematika.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Objek Penelitian

Yang di jadikan objek penelitian oleh penulis adalah Instalasi PT Asuransi Bumi Asih Jaya Jl. Pasar minggu no. 00 Jakarta Selatan.

1.6.2 Data/variable

Dalam penulisan ini penulis menggunakan data Chi square dan skala Likert sederhana dengan memberikan kuesioner yang berisi 15 pertanyaan dengan mengambil sampel 100 responden.

1.6.3 Metode pengumpulan Data/Variabel

Dalam pengumpulan data penulisan menggunakan metode kuesioner. Yaitu metode yang berupa pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepada 100 orang responden yang dipilih menggunakan metode sample acak (random sampling). Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan diolah dengan menggunakan metode Skala Likert.

1.6.4 Hipotesis

Hipotesis awal yaitu nasabah merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan PT.Asuransi Bumi Asih Jaya cabang Jakarta.